Berbagi Cerita Lewat Tulisan

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Berbicara alergi, selalu mengingatkan saya saat hari kedua Hill di rumah sakit. Saat itu dokter anak sedang visit dan memeriksa kondisi Hill, mulai dari suhu tubuh, kondisi kulit, dan diapers Hill. Tiba-tiba dengan nada sedikit meninggi sang dokter menegur suster perawat sambil memperlihatkan bercak-bercak merah di wajah, tangan, hingga kaki Hill.

Rupanya sang dokter menegur karena Hill sudah menunjukkan tanda eksim namun suster kurang peka dan tidak langsung mengganti sabun mandi Hill dengan sabun khusus yang diperuntukkan kulit eksim. Saya dan suami yang mendengar pernyataan dokter saat itu cukup kaget, karena merasa tidak satupun dari kami punya riwayat alergi. Tapi ternyata kami berdua salah, alergi itu bukan hanya terlihat pada kulit yang kemerahan, gatal-gatal, atau pembengkakan area tertentu.

Setelah mencoba mengingat siapa salah satu dari kami yang ada riwayat alergi, ternyata hasilnya adalah dua-duanya. Suami mempunyai gejala alergi yang berhubungan dengan saluran pernafasan, sementara saya juga memiliki gejala alergi berhubungan dengan kulit juga. Jadi, ada berbagai gejala alergi yang ternyata selama ini kami lihat itu adalah 'hal biasa'. Detailnya akan ada di pembahasan saya berikutnya ya.

APA ITU ALERGI DAN ALERGEN?


Sebelum lebih jauh berbicara mengenai gejala dan tindakan untuk anak yang memiliki indikasi alergi, baiklah terlebih dahulu kita tahu apa itu alergi dan penyebabnya (alergen). Alergi merupakan reaksi kekebalan tubuh yang tidak normal dalam mengenali bahan yang sebenarnya tidak berbahaya untuk tubuh. Bahan yang menyebabkan alergi disebut Alergen.

Alergen sendiri terbagi menjadi dua, yaitu:
  1. Sesuatu yang terhirup
    • Tungau
    • Serbuk sari tanaman
    • Kecoa
    • Serpihan kulit binatang
    • Jamur
  2. Makanan
    • Susu sapi
    • Kacang kedelai
    • Kacang tanah
    • Tree nuts
    • Makanan laut (udang, kepiting, kerang)
    • Gandum
    • Telur
    • Ikan
Menurut Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr, SpA(K), MKes. Alergen yang paling sering ditemui adalah Tungau, karena tungau selalu ada di dalam rumah terutama kasur, bantal, guling, dan boneka-boneka si kecil. Biasanya akan ada beberapa pertanyaan yang mengarahkan apakah alergen berasal dari tungau atau makanan yang dikonsumsi si kecil, seperti:
1. Waktu terjadinya alergi, pagi hari saat bangun tidur atau sore dan malam hari.
2. Posisi si kecil saat terjadi alergi, apakah lebih sering di dalam rumah atau saat diluar rumah.

Apabila ternyata indikasi alergi lebih sering terjadi saat waktu tidur sampai pagi hari dan di dalam rumah, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah tungau, walau tidak menutup kemungkinan ada penyebab dari alergen lain.

FAKTOR YANG MENINGKATKAN RISIKO ALERGI

Risiko Alergi berdasarkan Riwayat Alergi pada Keluarga
Alergi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
  1. Riwayat Alergi pada Keluarga
    • apabila kedua orangtua memiliki riwayat alergi maka besar kemungkinan si kecil juga akan membawa bakat alergi dari kedua orangtua nya.
  2. Kelahiran Sesar
    • Anak yang lahir dari proses persalinan sesar dapat terkena alergi, karena biasanya kecil kemungkinan mendapat ASI langusng dari sang bunda yang berperan penting dalam pembentukan imunitas si kecil. Selain itu kemungkinan terkena masalah pernafasan juga lebih besar dibandingkan saat proses kelahiran normal dimana dalam prosesnya banyak otot yang terlibat untuk memompa keluar cairan di dalam paru-paru si kecil.
  3. Polusi Udara
    • Kondisi udara yang kotor pun ternyata dapat menyebabkan terjadinya alergi, termasuk salah satunya adalah paparan asap rokok.

GEJALA ALERGI


Seperti di awal saya ceritakan bahwa gejala alergi ternyata bukan hanya yang terlihat sebatas kulit luar saja, tetapi juga dapat terjadi pada saluran pernafasan dan saluran cerna dengan beberapa indikasi berikut:
  1. Kulit
    • Eksim
    • Urtikaria/ biduran/ kaligata
    • Angioderma (bengkak di kelopak mata/ bibir)
  2. Saluran Pernafasan
    • Hidung Berair
    • Bersin
    • Batuk kronis non infeksi
  3. Saluran Cerna
    • Sulit menelan
    • Sering meludah
    • Kolik
    • Muntah
    • Diare
    • Konstipasi
    • Gagal tumbuh
Ternyata dari gejala tersebut saya pernah mengalami biduran, sementara suami mempunyai sinus  di saluran nafas yang seringkali setiap pagi hari hidung pasti berair, dan menurut dokter hal tersebut termasuk dalam kondisi alergi.

BUNDA TANGGAP ALERGI DENGAN GERAKAN 3K

Bunda Tanggap Alergi dengan 3K
Rabu, 10 April 2019, SGM Eksplor Soya ingin mengedukasi para Bunda terkait Alergi pada anak, khususnya alergi susu sapi dan bagaimana cara mengatasinya, bersamaan dengan perayaan World's Allergy Week yang dilakukan oleh World Allergy Organization. Acara tersebut tidak hanya berisi tentang talkshow yang dibawakan oleh Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr, SpA(K), MKes, tetapi juga terdapat sharing dari Bunda Natasha Rizki, kegiatan di zona "3K Experience", dan area konsultasi alergi si kecil.


Nah, sudah saatnya sekarang kita sebagai Bunda menjadi Tanggap Alergi melalui gerakan 3K, yaitu:
  • KENALI
    • Kenali tanda alergi si kecil dari indikasi 3 hal (kulit merah, gangguan pernafasan, gangguan saluran cerna).
  • KONSULTASIKAN
    • Setelah mengenali gejala alergi si kecil, segera konsultasikan ke dokter anak, atau sekarang para bunda dapat mengunjungi alergianak.com untuk konsultasi secara online.
  • KENDALIKAN
    • Kendalikan segera penyebab alergi si kecil dengan menghindari penyebab alergi agar gejalanya tidak muncul. Misalnya: jika si kecil alergi protein susu sapi, hindari makanan yang mengandung protein susu sapi serta produk turunannya seperti keju dan yogurt.

Mari Menjadi Bunda 3K untuk Dukung si Kecil
Mudah kan bunda gerakan 3K ini? Ayo mulai dari sekarang kita menjadi #BundaTanggapAlergi dengan 3K dan dukung si kecil untuk menjadi Anak Generasi Maju!

No comments:

Post a Comment

Yuk berbagi cerita kalian disini

Bottom Ad [Post Page]